Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Prabowo Bongkar Perihal Campur Tangan Asing AS dan Australia Terhadap Kedaulatan Indonesia

Gambar
Ada kejadian menarik saat Prabowo hadir di kantor pusat PEPABRI (22/4/2014) memenuhi undangan seniornya di TNI seperti pak Agum Gumelar dan pak Wismoyo Arismunandar dkk--terjadi kebocoran pembicaraaan disana. Ruangan yang tertutup itu ternyata entah lupa atau disengaja--speaker nya masih menyala dan statement Prabowo terdengar jelas oleh para wartawan yang menunggu di luar. Prabowo sempat mengucapkan soal krisis moneter 1998 yang dianggapnya "bohong" belaka. Menurut data yang dirangkumnya--memang terbukti tahun 1997-2000 tersebut Indonesia mampu meraih neraca positif export import yang tinggi. Rata-rata $ 25 miliar (Rp. 250 trilyun). Prabowo menyebut saat itu yang terjadi adalah "perang ekonomi" karena adanya campur tangan pihak asing yang menjatuhkan nilai kurs rupiah yang mencapai penurunan 5000%. Sungguh saya terkejut dan mencoba mencari perbandingan neraca export import saat ini. Makin terbelalak, tahun 2012 Indonesia defisit -$1,6 miliar (Rp. 16 Trilyun) dan 20

Singapura “Israel” nya Asia Tenggara

Gambar
Sepertinya halnya Aussie, Singapura juga ikut dalam pakta pertahanan seperti ISAF, FPDA, dll selain merupakan salah satu “ujung tombak” intelijen Barat di Asia. Hal ini disampaikan oleh Salamuddin Daeng, peneliti dari Institute for Global Justice (IGC), Jakarta, bahwa AS dan Inggris telah mematai-matai Indonesia melalui dua sayap operasi intelijen. Pertama, sayap Australia: untuk pembentukan mindset (pola pikir) dan rekayasa politik di Indonesia. Kedua, sayap Singapura: dalam rangka pengendalian ekonomi, keuangan, perbankan, perdagangan dan sumberdaya alam (SDA) Indonesia. Terkait penyadapan Aussie terhadap simbol negara dan beberapa petinggi republik tercinta ini, tak boleh dipungkiri, ia pun turut membantu operasi intelijen dimaksud, selain Jepang, New Zealand dan Korea. Menurut Sarwoto Atmosutarno, pengamat telekomunikasi, bahwa Singapura adalah penyebab bocornya jutaan data pelanggan Telkomsel yang disadap oleh intelijen Aussie dan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Ken

Akankah Indonesia Bernasib Seperti Ukraina ?

Gambar
Indonesia sebagai bagian integral dari berbagai elemen strategis bangsa, mutlak perlu menyimak dan mengkaji berbagai faktor dan dinamika politik yang berkembang, seperti kondisi di Ukraina. Kedua, dengan menarik hikmah dan pelajaran dari kasus Ukraina, khususnya dengan tumbangnya Presiden Viktor Yanukovich sebagai akibat dari konspirasi antara AS-Uni Eropa dan partai-partai oposisi di Ukraina, maka betapa pentingnya bagi suatu negara untuk memahami dan mengenali nilai strategis wilayah geopolitiknya. Sebab jika tidak, lanjut Hendrajit, maka sejatinya kita sedang membuka pintu yang seluasnya kepada berbagai kepentingan asing, untuk membangun dan menanamkan lingkup pengaruhnya di bumi nusantara. Pandangan Hendrajit dengan serta merta diperkuat oleh Dr Santos Winarso Dwiyogo, Kepala Divisi Hubungan Bilateral Hubungan Internasional Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI, yang diundang secara khusus oleh GFI sebagai pembicara. Menurut Dr Santos, sebagai bukti betapa pentingnya sebuah negara m